![]() |
| “Di negeri yang ingatannya pendek, pahlawan bisa lahir dari pengabaian” |
JANGKARKEADILAN, JAKARTA —10 November 2025. Di tengah aroma bunga tabur dan pidato kenegaraan, Menteri Kebudayaan Fadli Zon berdiri gagah di depan mikrofon. Ia mengumumkan: “Soeharto tidak pernah terbukti korupsi atau pelanggaran HAM.” Sebuah kalimat yang mengguncang sejarah, bukan karena kebenarannya, tapi karena keberaniannya.
Kata “tidak terbukti” adalah mantra sakti dalam politik Indonesia. Ia bukan
berarti “tidak terjadi”, melainkan “tidak sempat diadili”. Soeharto, Presiden
32 tahun, mundur di tengah badai reformasi, tapi tak pernah duduk di kursi
terdakwa. Bukan karena bersih, tapi karena sakit dan sistem yang tak siap.
ICW mencatat dugaan korupsi Orde Baru mencapai Rp 10.6 triliun,
belum termasuk praktik nepotisme dan kroni bisnis. Sementara Komnas HAM
menyimpan arsip pelanggaran berat: Tragedi 1965, Tanjung Priok,
Talangsari, dan penculikan aktivis 1998. Tapi semua itu tetap “dugaan”—karena
hukum tak sempat bicara.
Kini, Soeharto dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Sebuah ironi yang
membuat sejarah seperti puisi absurd: pelaku pelanggaran HAM dijadikan simbol
kebajikan. Fadli Zon menyebutnya sebagai “tokoh pembangunan dan stabilitas”.
Tapi stabilitas macam apa yang dibangun di atas represi?
Jika “tak terbukti” adalah tiket menuju gelar pahlawan, maka sejarah kita
adalah panggung komedi. Bayangkan, jika semua pelaku kejahatan cukup berkata: “Saya
tidak terbukti bersalah”, lalu diberi medali. Maka penjara akan kosong,
dan museum akan penuh dengan patung para “pahlawan”.
Cerita ini bukan tentang membenci masa lalu, tapi tentang keberanian
menghadapi kebenaran. Hukum bukan hanya soal bukti di pengadilan, tapi juga
soal keberanian negara untuk mengakui luka. Jika kita terus menutup mata demi
kenyamanan politik, maka sejarah akan terus ditulis oleh mereka yang paling
keras bersuara—bukan yang paling benar.
“Di negeri yang ingatannya pendek, pahlawan bisa lahir dari pengabaian.”
Darius Leka, S.H.
#takterbuktibukantakterjadi #sejarahyangdibungkam
#pahlawantanpapengadilan #korupsitanpajejak #hamyangterhapus #jangkarkeadilan #foryou #fyp #edukasihukum #advokat
#shdariusleka #darkalawoffice #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:
Posting Komentar