Rabu, 12 November 2025

Sedikit Tapi Berkualitas; Kuliah Hukum dari Meja Pelayanan yang Tak Pernah Ramai

“Hukum kita seperti katalog online: lengkap, tapi sering out of stock”

JANGKARKEADILAN, JAKARTA — “Di negeri yang sibuk membuat banyak aturan, mengapa keadilan justru terasa langka?” Indonesia dikenal sebagai negara hukum. Tapi hukum di sini seperti warung kopi: ramai menu, tapi tak semua tersedia. Dari ribuan peraturan, hanya segelintir yang benar-benar ditegakkan. Dari ratusan pasal, hanya beberapa yang menyentuh rakyat kecil.

Menurut data Kementerian Hukum dan HAM, Indonesia memiliki lebih dari 42.000 regulasi aktif. Tapi apakah banyak berarti baik? Atau justru membingungkan?

“Hukum kita seperti katalog online: lengkap, tapi sering out of stock.”

Di sebuah kantor pelayanan publik, seorang ibu tua duduk menunggu. Ia membawa map lusuh berisi dokumen tanah yang tak kunjung bersertifikat. “Katanya tinggal tanda tangan,” ujarnya. Tapi tanda tangan itu seperti bintang jatuh—langka dan sulit dijangkau.

Banyaknya aturan justru membuka ruang untuk interpretasi liar. Celah hukum menjadi ladang subur bagi pungli, birokrasi berbelit, dan ketidakpastian. Di sinilah prinsip “sedikit tapi berkualitas” menjadi penting: lebih baik sedikit aturan, tapi jelas, adil, dan bisa ditegakkan.

Dalam teori hukum, kualitas hukum ditentukan oleh tiga hal: kejelasan norma, konsistensi antaraturan, dan efektivitas penerapan. Tapi di lapangan, hukum sering kali ditulis untuk dibaca oleh segelintir, bukan untuk dipahami oleh semua.

“Hukum yang baik bukan yang banyak, tapi yang bisa membuat rakyat tidur nyenyak.”

Bayangkan jika hukum dibuat dengan prinsip minimalis: satu pasal, satu makna, satu tujuan. Bayangkan jika pelayanan publik tidak diukur dari jumlah loket, tapi dari jumlah senyum yang tulus. Bayangkan jika keadilan tidak diukur dari panjangnya amar putusan, tapi dari ringkasnya penderitaan rakyat.

“Sedikit pasal, tapi menyentuh. Sedikit prosedur, tapi menyelesaikan. Sedikit pejabat, tapi bisa dipercaya.”

Negara hukum bukan tentang banyaknya aturan, tapi tentang hadirnya keadilan. Maka mari kita dorong reformasi regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan penguatan kualitas hukum. Karena dalam dunia yang penuh kebisingan, yang sedikit tapi bermakna justru paling didengar.

Darius Leka, S.H.

 

#sedikittapiberkualitas #hukumyangbernyawa #reformasiregulasi #jangkarkeadilan #foryou #fyp #edukasihukum #advokat #shdariusleka #darkalawoffice #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar