![]() |
| “Hukum kita seperti katalog online: lengkap, tapi sering out of stock” |
JANGKARKEADILAN, JAKARTA — “Di negeri yang sibuk membuat banyak aturan, mengapa keadilan justru terasa langka?” Indonesia dikenal sebagai negara hukum. Tapi hukum di sini seperti warung kopi: ramai menu, tapi tak semua tersedia. Dari ribuan peraturan, hanya segelintir yang benar-benar ditegakkan. Dari ratusan pasal, hanya beberapa yang menyentuh rakyat kecil.
Menurut data Kementerian Hukum dan HAM, Indonesia memiliki lebih dari 42.000
regulasi aktif. Tapi apakah banyak berarti baik? Atau justru membingungkan?
“Hukum kita seperti katalog online: lengkap, tapi sering out of stock.”
Di sebuah kantor pelayanan publik, seorang ibu tua duduk menunggu. Ia
membawa map lusuh berisi dokumen tanah yang tak kunjung bersertifikat. “Katanya
tinggal tanda tangan,” ujarnya. Tapi tanda tangan itu seperti bintang
jatuh—langka dan sulit dijangkau.
Banyaknya aturan justru membuka ruang untuk interpretasi liar. Celah hukum
menjadi ladang subur bagi pungli, birokrasi berbelit, dan ketidakpastian. Di
sinilah prinsip “sedikit tapi berkualitas” menjadi penting: lebih baik sedikit
aturan, tapi jelas, adil, dan bisa ditegakkan.
Dalam teori hukum, kualitas hukum ditentukan oleh tiga hal: kejelasan norma,
konsistensi antaraturan, dan efektivitas penerapan. Tapi di lapangan, hukum
sering kali ditulis untuk dibaca oleh segelintir, bukan untuk dipahami oleh
semua.
“Hukum yang baik bukan yang banyak, tapi yang bisa membuat rakyat tidur
nyenyak.”
Bayangkan jika hukum dibuat dengan prinsip minimalis: satu pasal, satu
makna, satu tujuan. Bayangkan jika pelayanan publik tidak diukur dari jumlah
loket, tapi dari jumlah senyum yang tulus. Bayangkan jika keadilan tidak diukur
dari panjangnya amar putusan, tapi dari ringkasnya penderitaan rakyat.
“Sedikit pasal, tapi menyentuh. Sedikit prosedur, tapi menyelesaikan.
Sedikit pejabat, tapi bisa dipercaya.”
Negara hukum bukan tentang banyaknya aturan, tapi tentang hadirnya keadilan.
Maka mari kita dorong reformasi regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan
penguatan kualitas hukum. Karena dalam dunia yang penuh kebisingan, yang
sedikit tapi bermakna justru paling didengar.
Darius Leka, S.H.
#sedikittapiberkualitas #hukumyangbernyawa #reformasiregulasi
#jangkarkeadilan #foryou #fyp #edukasihukum #advokat #shdariusleka
#darkalawoffice #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:
Posting Komentar