Selasa, 11 November 2025

Di Balik Panggilan Kamis Kelabu Roy Suryo, Cs

Apakah mereka pembongkar kebenaran atau penyebar dusta?

JANGKARKEADILAN, JAKARTA 
 — 13 November 2025. Di tengah langit yang tak sepenuhnya cerah, tiga nama besar melangkah menuju Mapolda Metro Jaya. Bukan sebagai saksi, bukan pula sebagai pengamat. Mereka datang sebagai tersangka. Roy Suryo, mantan Menpora dan pakar telematika; Rismon Sianipar, akademisi vokal; dan Tifauziah Tyassuma, aktivis lintas isu global. Ketiganya terseret dalam pusaran kasus yang telah lama bergaung: tudingan ijazah palsu Presiden Joko Widodo.

Kasus ini bukan sekadar soal dokumen akademik. Ia telah menjelma menjadi opera politik, di mana panggungnya adalah ruang publik, dan penontonnya adalah rakyat yang lapar akan kebenaran. Ironisnya, para penuduh kini duduk di kursi tertuduh. Seolah hukum sedang bermain catur, dan giliran bidak putih untuk mundur.

“Semoga dunia baik-baik saja,” ujar seorang netizen, dengan nada yang lebih mirip doa daripada komentar. Sebagian publik khawatir, pemanggilan tiga tokoh yang punya jejaring internasional ini bisa berdampak pada stabilitas ekonomi dan citra Indonesia di mata global. Apalagi, mereka dikenal aktif di forum-forum internasional yang membahas demokrasi dan transparansi.

Polda Metro Jaya menetapkan delapan tersangka dalam dua klaster. Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Tifa masuk dalam klaster kedua. Penetapan ini dilakukan setelah gelar perkara bersama ahli hukum pidana, digital forensik, dan akademisi. Tuduhan terhadap mereka mencakup penyebaran informasi bohong dan pencemaran nama baik, dengan ancaman pasal berlapis dari UU ITE dan KUHP.

Namun, pertanyaan publik tak berhenti di situ. Mengapa baru sekarang? Apakah ini bentuk penegakan hukum atau justru pembungkaman kritik? Di sinilah cerita hukum ini menjadi lebih dari sekadar berita—ia menjadi refleksi tentang demokrasi dan keberanian bersuara.

Di negeri yang katanya menjunjung tinggi hukum, kadang suara lantang justru dibungkam dengan pasal. Dan ijazah, yang seharusnya menjadi simbol ilmu, kini menjadi senjata politik. Roy, Rismon, dan Tifa bukan hanya menghadapi penyidik, tapi juga menghadapi sejarah yang akan mencatat: apakah mereka pembongkar kebenaran atau penyebar dusta?

Darius Leka, S.H.


#kamiskelabu #ijazahpalsugate #tigatersangka #panggilanpolda #dramadokumennegara #operasikebenaran #sisigelapijazah #royrismontifa #ijazahpresiden #jangkarkeadilan #foryou #fyp #edukasihukum #advokat #shdariusleka #darkalawoffice #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar