![]() |
| Apakah mereka pembongkar kebenaran atau penyebar dusta? |
JANGKARKEADILAN, JAKARTA — 13 November 2025. Di tengah langit yang tak sepenuhnya cerah, tiga nama besar melangkah menuju Mapolda Metro Jaya. Bukan sebagai saksi, bukan pula sebagai pengamat. Mereka datang sebagai tersangka. Roy Suryo, mantan Menpora dan pakar telematika; Rismon Sianipar, akademisi vokal; dan Tifauziah Tyassuma, aktivis lintas isu global. Ketiganya terseret dalam pusaran kasus yang telah lama bergaung: tudingan ijazah palsu Presiden Joko Widodo.
Kasus ini bukan sekadar soal
dokumen akademik. Ia telah menjelma menjadi opera
politik, di mana panggungnya adalah ruang publik, dan penontonnya
adalah rakyat yang lapar akan kebenaran. Ironisnya, para penuduh kini duduk di
kursi tertuduh. Seolah hukum sedang bermain catur, dan giliran bidak putih
untuk mundur.
“Semoga dunia baik-baik saja,”
ujar seorang netizen, dengan nada yang lebih mirip doa daripada komentar.
Sebagian publik khawatir, pemanggilan tiga tokoh yang punya jejaring
internasional ini bisa berdampak pada stabilitas
ekonomi dan citra Indonesia di mata global. Apalagi, mereka dikenal
aktif di forum-forum internasional yang membahas demokrasi dan transparansi.
Polda Metro Jaya menetapkan
delapan tersangka dalam dua klaster. Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Tifa masuk
dalam klaster kedua. Penetapan ini dilakukan setelah gelar perkara bersama ahli
hukum pidana, digital forensik, dan akademisi. Tuduhan terhadap mereka mencakup
penyebaran informasi bohong dan pencemaran
nama baik, dengan ancaman pasal berlapis dari UU ITE dan KUHP.
Namun, pertanyaan publik tak
berhenti di situ. Mengapa baru sekarang? Apakah ini bentuk penegakan hukum atau
justru pembungkaman kritik? Di sinilah cerita hukum ini menjadi lebih dari
sekadar berita—ia menjadi refleksi tentang
demokrasi dan keberanian bersuara.
Di negeri yang katanya menjunjung tinggi hukum, kadang suara lantang justru dibungkam dengan pasal. Dan ijazah, yang seharusnya menjadi simbol ilmu, kini menjadi senjata politik. Roy, Rismon, dan Tifa bukan hanya menghadapi penyidik, tapi juga menghadapi sejarah yang akan mencatat: apakah mereka pembongkar kebenaran atau penyebar dusta?
Darius Leka, S.H.
#kamiskelabu #ijazahpalsugate #tigatersangka #panggilanpolda #dramadokumennegara #operasikebenaran #sisigelapijazah #royrismontifa #ijazahpresiden #jangkarkeadilan #foryou #fyp
#edukasihukum #advokat #shdariusleka #darkalawoffice #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:
Posting Komentar