![]() |
| Persatuan hanya bertahan sampai pasal dijatuhkan. |
JANGKARKEADILAN, JAKARTA — November 2025. Setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya dalam kasus pencemaran nama baik terkait tudingan ijazah palsu Presiden Jokowi, kubu Roy Suryo dan Eggi Sudjana yang dulu satu suara kini pecah kongsi. Saling serang di media, saling tuding di ruang publik. Roy menyebut Eggi terlalu politis dan sembrono. Eggi balik menyindir Roy sebagai “pengamat yang sok tahu”.
Padahal, keduanya sempat tampil bersama dalam
berbagai forum, menyuarakan keraguan atas keabsahan dokumen akademik Jokowi dan
Gibran. Kini, mereka terpecah oleh status tersangka yang sama, tapi dengan ego
yang berbeda.
Dulu mereka satu kolam. Kini, kolam itu
pecah, dan lumpurnya menyebar ke mana-mana. Roy Suryo, dengan gaya akademis dan
analisis digital, merasa dirinya dijebak oleh narasi politik. Eggi Sudjana,
dengan gaya oratoris dan retorika hukum, merasa Roy terlalu teknis dan tidak
memahami “roh perjuangan”.
Sementara itu, dua nama lain yang sempat
disebut-sebut dalam pusaran kasus ini—Abraham
Samad (mantan Ketua KPK) dan Michael
Sinaga (aktivis hukum)—tidak masuk daftar tersangka. Publik pun
bertanya: kenapa mereka lolos?
Apakah karena tidak cukup bukti, atau karena mereka lebih lihai dalam memainkan
narasi?
Polda Metro Jaya menetapkan delapan tersangka
dalam dua klaster. Roy Suryo cs dan Eggi Sudjana cs termasuk di dalamnya.
Tuduhan terhadap mereka mencakup fitnah dan
pencemaran nama baik. Namun, status tersangka bukan vonis. Mereka
masih bisa membela diri, bahkan saling menjatuhkan satu sama lain.
Abraham Samad dan Michael Sinaga, meski
sempat dikaitkan, tidak masuk dalam daftar tersangka. Menurut sumber
kepolisian, tidak ditemukan cukup bukti
keterlibatan langsung. Tapi di mata publik, absennya dua nama itu
justru menambah aroma politis dalam proses hukum yang seharusnya netral.
Mereka dulu satu suara, satu kolam, satu
tujuan: menggugat keabsahan ijazah pemimpin negeri. Tapi ketika hukum mulai
bicara, mereka saling serang, saling tinggalkan. Mungkin inilah wajah asli
republik: persatuan hanya bertahan sampai
pasal dijatuhkan.
Dan di tengah semua itu, rakyat hanya bisa
menonton. Menonton bagaimana kebenaran diperdebatkan, bukan dibuktikan.
Menonton bagaimana kolam pecah, dan airnya tak lagi jernih.
Darius Leka, S.H.
#royvseggi #kolampecah #ijazahpalsugate #dramatersangka #abrahamsamad #michaelsinaga #republiktanpacermin #jangkarkeadilan #foryou #fyp #edukasihukum
#advokat #shdariusleka #darkalawoffice #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:
Posting Komentar