![]() |
| Netizen tak lupa | Foto: Istimewa |
JANGKARKEADILAN, JAKARTA – Ahmad Sahroni, politisi flamboyan dari Tanjung Priok, kembali muncul di media sosial setelah tiga bulan menghilang. Bukan dengan permintaan maaf. Bukan pula dengan refleksi. Tapi dengan sebuah foto. Pose santai. Senyum tipis. Caption-nya: “BOTI.”
Publik pun bertanya-tanya: Boti apaan sih?
Apakah itu kode? Sindiran? Atau sekadar gaya?
Kata “BOTI” ternyata bukan singkatan resmi.
Tapi netizen punya tafsirnya sendiri: “Bocah
Tiktok,” “Boleh Oplas Tapi Intelek,” hingga “Bebas Omong Tapi Imun.” Semua
berspekulasi, karena Sahroni sendiri tak menjelaskan. Ia hanya menanggapi
dengan santai: “Biarin aja, yang penting gue gak dipecat.”
Namun, di balik unggahan itu, ada pertanyaan
hukum yang lebih dalam: mengapa ia
tak dipecat? Padahal sebelumnya, ia sempat disorot karena dugaan
pelanggaran etik dan absensi yang buruk.
Majelis Kehormatan Dewan (MKD) memutuskan
tidak menjatuhkan sanksi pemecatan. Alasannya? Tidak cukup bukti. Tapi publik
bertanya: Apakah ini soal bukti, atau soal
siapa yang punya kuasa?
Sahroni bukan satu-satunya politisi yang
lolos dari jerat etik. Tapi ia mungkin satu dari sedikit yang merayakannya
dengan gaya. Di negeri ini, ketika rakyat menuntut akuntabilitas, wakilnya
malah membalas dengan estetika.
“BOTI” menjadi simbol baru. Bukan hanya
tentang Sahroni, tapi tentang bagaimana elite politik merayakan kebal hukum
dengan gaya hidup selebgram. Di tengah krisis kepercayaan, yang ditawarkan
adalah konten.
Netizen tak lupa. Mereka mengingat unggahan
lama Sahroni di lapangan golf, saat rakyat antre minyak goreng. Mereka ingat
janji-janji yang tak ditepati. Mereka tahu, di balik senyum dan filter
Instagram, ada sistem yang membiarkan pelanggaran berlalu tanpa konsekuensi.
Demokrasi bukan panggung catwalk. Ia butuh
integritas, bukan impresi. Butuh pertanggungjawaban, bukan caption ambigu. Jika
“BOTI” adalah simbol, maka biarlah ia jadi pengingat: bahwa publik tak sebodoh
yang dibayangkan. (Darius Leka, S.H.,
M.H.)
#botiapaansih #posetanpaetik #sahronicomeback
#mkddankawankawan #publiktaklupa #jangkarkeadilan
#foryou #fyp #edukasihukum #advokat #shdariusleka #darkalawoffice
#jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:
Posting Komentar