JANGKARKEADILAN.COM, JAKARTA –"WONGA UTA" bagi sebagian masyarakat tani di Nagekeo Boawae menggunakan nama tersebut sabagai brand-nya.
Dilihat dari namanya dilapangan fakta menunjukan "Wonga Uta" paginya sagar, siang layu dan sore tumbang. Namun hal tersebut bukan berarti para petani yang tergabung dalam kelompok tani "Wonga Uta" pagi segar, siang layu, sore tumbang. Tidaklah demikian.
Kebetulan saya pribadi sejak tahun 1990 hingga 1992 terlibat langsung hampir setiap harinya sabagai Muda Mudi Katolik (Mudika) sekaligus petani saat itu dapat saya jamin dan pastikan bahwa mereka sangat dan sangat bersemangat. Kerja keras dan tanggung jawab sangat luar biasa. Tua muda, laki-laki perempuan memiliki spirit yang sama.
Hingga malam dan harus menggunakan lampu petromax atau istilah di sana "lampu gas" mereka selesaikan hingga apa yang mereka kerjakan hingga tuntas alias selesai. Ibarat semboyan pemadam kebakaran "pantang pulang sebelum padam".
Ada pengecualian bila ada satu dan lain hal mereka sepakat untuk lanjutkan keesokan harinya. Sekadar berbagi kisah mengingat masa lalu.
________________________
(Darius Leka Lawo, Jakarta, 31/5/2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar