Uskup Ruteng Mgr Hubertus Leteng dengan tegas menolak pertambangan, khususnya di wilayah Keuskupan Ruteng yang membawahi Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggari Timur, di Nusa Tenggata Timur (NTT). Lahan yang ada sekarang terbatas hanya untuk perkebunan, pertanian, dan permukiman.
JANGKARKEADILAN.COM, RUTENG – “Tambang di sini tidak ada tempat,” kata Uskup Hubert seperti dilansir sinarharapan.co pada Jumat (13/3), menanggapi pernyataan Ketua DPR RI Setya Novanto.
Sebelumnya, anggota DPR Partai Golkar dari daerah pemilihan NTT itu mengatakan selalu ada penolakan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berlindung di bawah Gereja ketika investor hendak mengelola potensi sumber daya alam di provinsi tersebut.
Mgr Hubert mengungkapkan, areal tambang membutuhkan puluhan hektare lahan. Sementara itu, manfaat yang dirasakan dari tambang hanya sesaat. Memang ada reklamasi. Namun, kenyataan sekarang adalah lubang-lubang sisa tambang yang menganga. “Tanah-tanah yang gundul,” ucapnya.
Sebelumnya, anggota DPR Partai Golkar dari daerah pemilihan NTT itu mengatakan selalu ada penolakan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berlindung di bawah Gereja ketika investor hendak mengelola potensi sumber daya alam di provinsi tersebut.
Mgr Hubert mengungkapkan, areal tambang membutuhkan puluhan hektare lahan. Sementara itu, manfaat yang dirasakan dari tambang hanya sesaat. Memang ada reklamasi. Namun, kenyataan sekarang adalah lubang-lubang sisa tambang yang menganga. “Tanah-tanah yang gundul,” ucapnya.
Uskup Hubert juga menegaskan terbuka pada pemilik modal. “Investor tidak kami tolak, tapi investor yang mana dulu,” ucapnya. “Investor pertanian, oke, kami welcome (sambut),” katanya. Begitu pula dengan investor pariwisata, terutama untuk wilayah Labuan Bajo di Manggarai Timur.
Dalam rilis yang diterima SH, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) meminta tujuh keuskupan di NTT mengklarifikasi pernyataan Novanto. Ketujuh keuskupan itu adalah Keuskupan Ruteng, Keuskupan Agung Ende, Keuskupan Maumere, Keuskupan Larantuka, Keuskupan Agung Kupang, Keuskupan Atambua, dan Keuskupan Wetebula
“Kami mendorong keuskupan se-NTT membuat pernyataan bersama untuk menanggapi pernyataan Setya Novanto sebagai bentuk solidaritas dalam memperjuangkan kepentingan gereja dan rakyat,” ujar Romo Edy Purwanto, Sekretaris Eksekutif KWI.
“Perlu dicari dan dikaji lagi indikasi pernyataan Novanto itu apakah dalam rangka mengegolkan investasi pribadinya atau bagian dari program pemerintah,” ujarnya.
Berbicara pada HUT ke-410 Gereja Protestan Indonesia di Kupang, Februari silam, Novanto menyebutkan NTT merupakan daerah yang kaya mangan, marmer, emas, dan pasir besi. Karena itu, Novanto – yang menurut floresnews.com memiliki perusahaan tambang di Kabupatan Ngada bernama PT Laki Tanggung – meminta Gereja memberi pencerahan pada masyarakat. Termasuk pula memberi pencerahan kepada LSM agar menerima investor yang memiliki niat baik membangun daerah ini.
Sementara itu, Koordinator Komite Masyarakat Ngada-Jakarta (Kommas Ngada-Jakarta), Roy Watu, kembali mengingatkan Setya Novanto agar segera mengklarifikasi dan menyampaikan permohonan maaf kepada Gereja dan masyarakat NTT.
“Kami terus berjuang sampai Setya Novanto meminta maaf dan menghentikan seluruh perusahaan tambangnya di NTT. Kalau tidak, Novanto harus segera mengundurkan diri menjadi wakil rakyat NTT,” tuturnya.
Dalam rilis yang diterima SH, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) meminta tujuh keuskupan di NTT mengklarifikasi pernyataan Novanto. Ketujuh keuskupan itu adalah Keuskupan Ruteng, Keuskupan Agung Ende, Keuskupan Maumere, Keuskupan Larantuka, Keuskupan Agung Kupang, Keuskupan Atambua, dan Keuskupan Wetebula
“Kami mendorong keuskupan se-NTT membuat pernyataan bersama untuk menanggapi pernyataan Setya Novanto sebagai bentuk solidaritas dalam memperjuangkan kepentingan gereja dan rakyat,” ujar Romo Edy Purwanto, Sekretaris Eksekutif KWI.
“Perlu dicari dan dikaji lagi indikasi pernyataan Novanto itu apakah dalam rangka mengegolkan investasi pribadinya atau bagian dari program pemerintah,” ujarnya.
Berbicara pada HUT ke-410 Gereja Protestan Indonesia di Kupang, Februari silam, Novanto menyebutkan NTT merupakan daerah yang kaya mangan, marmer, emas, dan pasir besi. Karena itu, Novanto – yang menurut floresnews.com memiliki perusahaan tambang di Kabupatan Ngada bernama PT Laki Tanggung – meminta Gereja memberi pencerahan pada masyarakat. Termasuk pula memberi pencerahan kepada LSM agar menerima investor yang memiliki niat baik membangun daerah ini.
Sementara itu, Koordinator Komite Masyarakat Ngada-Jakarta (Kommas Ngada-Jakarta), Roy Watu, kembali mengingatkan Setya Novanto agar segera mengklarifikasi dan menyampaikan permohonan maaf kepada Gereja dan masyarakat NTT.
“Kami terus berjuang sampai Setya Novanto meminta maaf dan menghentikan seluruh perusahaan tambangnya di NTT. Kalau tidak, Novanto harus segera mengundurkan diri menjadi wakil rakyat NTT,” tuturnya.
_______________
(Sumber: Sinar Harapan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar