Jumat, 12 Juni 2020

Uskup Bogor, Mgr. Michael Cosmas Angkur OFM: Keluarga Lupa Akan Makna Panggilan Hidup Berkeluarga

"Kesetiaan terkadang datang berlawanan dengan apa yang sudah disepakati"
JANGKARKEADILAN.COM, DEPOK – Ada yang berpendapat bahwa kesetiaan itu adalah kunci dari sebuah perjalanan cinta antara kedua anak manusia, sehingga banyak rencana indah untuk setia sehidup semati dengan pasangannya dan tidak akan berpa¬ling ke siapa pun dan dalam keadaan apa pun. Tapi dalam kenyataannya, tidak gampang untuk terus memegang kesetiaan itu. Ke¬setiaan terkadang datang berlawanan dengan apa yang sudah disepakati.

Mengapa banyak keluarga tidak setia bahkan ada yang berujung pada tahap perceraian? Salah satunya karena “iman tidak bertumbuh dalam keluarga, selain itu orang lupa akan makna panggilan hidup berkeluarga (forget the meaning of family life) dan belum menjalankan panggilan itu secara penuh” demikian ung¬kapan Bapa Uskup Bogor Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM kepada Comunicare dalam lawatannya ke Paroki St. Paulus Depok, minggu (10/10) untuk memberikan Sakramen Krisma kepada 153 umat keuskupannya.

Kasus-kasus perkawinan biasanya terjadi pada awal atau sebelum perkawinan diteguhkan. Kasus itu akan mencuat ketika pasangan hidup berkeluarga sedang dalam perjalanan hidup berkeluarga. Maka persiapan perkawinan menjadi penting sebelum munculnya kasus di tengah jalan yang bila tidak tertangani secara baik akan menyebabkan terjadinya kehancuran keluarga. Beliau mengibaratkan bila salah satu anggota tubuh kita sakit, tindakannya adalah tidak untuk dipotong/amputasi, tetapi diobatinya. “Untuk itu dalam hidup bermasyarakat keluarga Katolik harus tetap menjadi miniatur dari Gereja itu sendiri,” lanjut uskup yang kini menjabat sebagai Ketua Komisi Keluarga Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) ini.

Bapa Uskup juga menambahkan agama Kristiani adalah agama perjuangan, oleh sebab itu kita dipanggil untuk setia pada panggilan kita; tentunya membutuhkan perjuangan yang terus-menerus meskipun diwarnai pengalaman jatuh-bangun. Apalagi di tengah situasi seperti sekarang, di mana perubahan terjadi hampir di segala sisi kehidupan manusia, namun yang menjadi poin penting dari semua fenomena ini adalah kesetiaan sama seperti Kristus yang setia hingga akhir demikian pula kita hendaknya setia.

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, Takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan; itulah yang akan akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.” Amsal 3:5-7.

___________________________________
(Darius Lekalawo, SH. Sumber: Majalah ComuniCare, edisi 1 November 2010, halaman 05)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar