Kamis, 11 Juni 2020

Umat Katolik Diajak Berpartispasi Aktif Memperbaiki Nasib Bangsa

JANGKARKEADILAN.COM, DEPOK – Menjelang pilkada serentak 9 Desember 2015 mendatang, Sie Kerasulan Kerawam Gereja Katolik Santo Herkulanus, Depok, Sabtu, (29/8/2015) mengadakan diskusi kebangsaan bersama umat setempat. Menurut YB. Djoko Suhono, kegiatan ini lebih kepada bentuk sosialisasi kepada umat untuk bisa terlibat aktif dalam memperhatikan dan memperbaiki nasib bangsa dalam hal ini Kota Depok. 
Diskusi yang dilaksanakan sejak pukul 09.00 – 12.00 WIB itu, turut hadir Ketua DPRD Kota Depok, Hendrik Tangke Allo, Ketua FMKI Keuskupan Bogor, Anton Sulis, Tokoh Katolik, Jusuf Suroso, Tokoh masyarakat Kota Depok, Valentino Jonathans.

Jusuf Suroso diawal disukusi mengatakan kehadiran umat Katolik memiliki makna yang luar biasa. Seperti yang dikatakan Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ, 100% Katolik 100% Indonesia, pada dasarnya adalah adanya hubungan bagaimana peran Katolik dalam memperjuangkan Indonesia hingga mencapai kemerdekaan.

Jusuf juga mengatakan sejak zaman penjajahan, Katolik dan Vatikan sebagai sebuah negara dalam negara merupakan induk yang sudah memiliki peran besar. Hal itu dapat buktikan dengan hadirnya keduataan Vatikan yang tersebar di seluruh negara di dunia. “Untuk itu kiprah pemerintah dan DPR, kami sebagai masyarakat meminta untuk bisa mendengarkan aspirasi kami sebagai warga negara dalam hal ini sebagai warga Depok, warga Indonesia terkait toleransi dan keberagaman yang ada”, harap Jusuf.

Hendrik Tangke Allo, selaku Ketua DPRD Kota Depok dalam kesempatan itu menuturkan Kota Depok dengan luas 200,3 km2, jumlah penduduk sekitar 1,752 juta, total APBD Rp2,4 triliun lebih, 700 miliar pendapatan daerah, Kota Depok tergolong kota padat. “Walau kita hanya memiliki sumber daya manusia (SDM) dan tidak memiliki tambang mapun perkebunan, tapi hal ini merupakan potensi yang harus kita maksimalkan”.

Oleh sebab itu ke depan ungkap politisi PDI Perjuangan ini, kita harus memiliki kepala daerah yang tidak membeda-bedakan suku, agamam, ras maupun golongan. Kita sebagai anak bangsa, NKRI dan Pancasila adalah harga mati, walau kita sadari di tingkat bawah masih terjadi gesekan, ujarnya.

Sementara Anton Sulis memberikan gambaran yang berbeda soal keterlibatan aktif umat Kristiani dalam membangun bangsa. “Konsekuensi sebagai umat Kristiani adalah memperhatikan yang lemah, miskin, tersingkir dan tak berdaya. Itu merupakan sakramen politik”.

Untuk itu sebagai orang Kristiani adalah harus ada keterlibatan secara real di masyarakat. Tidak mencari aman untuk dirinya sendiri. Kekatolik kita perlu dipertanyakan jika kita tidak memiliki sensifitas dengan kegiatan sosial politik kemasyarakatan di sekitar kita. Lanjut Anton, kita tidak bisa berdoa tutup mata dan tidak peduli dengan keadaan di sekitar kita. Kita lebih memilih ke gereja ketimbang peduli terhadap kejadian sosial di sekitar kita, ujarnya.

____________
(Darius Leka, SH)
Keterangan foto: Dari kiri ke kanan YB. Djoko Suhono, Ketua DPRD Kota Depok, Hendrik Tangke Allo, Ketua FMKI Keuskupan Bogor, Anton Sulis, Tokoh Katolik, Jusuf Suroso. (Foto Darius Lekalawo/jangkarkeadilan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar