Jumat, 12 Juni 2020

Tokoh Lintas Agama Serukan Perdamaian

Tokoh lintas agama menyerukan perdamaian di Maluku. Masing-masing tokoh agama, meminta masyarakat Maluku agar tetap menjaga toleransi agama yang telah terbangun pasca konflik sosial belasan tahun lalu.
JANGKARKEADILAN.COM, AMBON – DEMIKIAN disampaikan tokoh-tokoh agama pa­da Musyawarah Na­sio­nal (Munas) XI Unio In­do­nesia di Islamic Center Am­bon, Kamis (2/10). Munas Unio yang merupakan kegiatan tiga tahunan ini diikuti oleh sejumlah Pastor Projo se-In­donesia, Uskup, kelompok lin­tas agama, baik Islam, Kristen, Ka­tolik, Hindu maupun Budha.

Uskup Amboina Mgr P.C Man­dagi menyatakan ke­bang­ga­an­nya atas kehidupan toleransi ber­agama di Maluku. Menurutnya kon­flik sosial yang pernah terjadi di Ma­luku belasan tahun silam biar­lah menjadi sejarah. “Konflik itu sudah berlalu. Seka­rang situasi di Maluku sudah kon­dusif. Masyarakatnya hidup da­mai dan saling menghargai satu sa­ma lain,” ujarnya.

Menurut Mandagi, situasi aman dan damai yang tercipta di Maluku, merupakan keinginan besar dari masyarakat Maluku sendiri. Kedamaian itu tercipta karena adanya rasa persaudaraan yang begitu kuat. Di mana pada saat konflik terjadi belasan tahun silam, iman dan ke­agamaan mereka pernah diuji.

Menurutnya umat Katolik, Kris­ten maupun Muslim me­ru­­pa­kan gambaran umat Allah, yang di­­ya­kini merupakan sumber ke­da­maian di dunia. Ketua Sinode GPM Pdt John Ruhulessin mengatakan Maluku te­lah aman dan damai. Kalaupun ada konflik-konflik yang terjadi bela­ka­ngan ini, melalui pemberitaan me­dia itu hanya insiden kecil, dan tidak merembet ke lain-lain.

Ruhulessin mengatakan kondisi aman dan damai yang terjadi di Maluku saat ini merupakan ke­inginan dari masyarakatnya sendiri. Bu­­kan karena campur tangan orang lain. Karena masyarakat pernah me­rasakan akibat dari konflik ber­ke­­pan­jangan. Sebab konflik yang ter­jadi hanya menimbulkan ke­rugian baik moril maupun materil. “Kon­flik sosial itu tidak ada untung­nya. Hanya memperlambat per­tum­buhan eko­nomi. Untuk itu kita membangun me­ka­nisme per­damaian. Dengan mem­bangun rasa saling percaya,” ucapnya.

Senada dengan itu, Ketua MUI Maluku, Idrus Toekan men­jelaskan, Islam adalah agama yang cin­ta damai. Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Toekan menyerukan, untuk menjaga Maluku tetap aman dan damai merupakan tugas semua umat. Sebab, baik Yahudi, Kristen maupun Islam itu tumbuh satu rumpun. “Jadi jangan lagi ada masyarakat mudah terprovokasi dengan ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” ingatnya.

Biarlah konflik yang pernah ter­jadi di masyarakat menjadi catatan se­jarah yang kelam di Maluku. “Kita ambil hikmahnya dari kon­flik sosial yang pernah terjadi, masya­rakat Maluku sudah dewasa. Tidak lagi mudah terprovokasi oleh isu-isu yang sengaja dimainkan oleh pihak-pihak yang tidak ingin Maluku aman,” katanya.

___________________________
Sumber: http://kabartimur.rovindo.com/index.php/amboina/item/4735-tokoh-lintas-agama-serukan-perdamaian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar