Tokoh lintas agama menyerukan perdamaian di Maluku. Masing-masing tokoh agama, meminta masyarakat Maluku agar tetap menjaga toleransi agama yang telah terbangun pasca konflik sosial belasan tahun lalu.JANGKARKEADILAN.COM, AMBON – DEMIKIAN disampaikan tokoh-tokoh agama pada Musyawarah Nasional (Munas) XI Unio Indonesia di Islamic Center Ambon, Kamis (2/10). Munas Unio yang merupakan kegiatan tiga tahunan ini diikuti oleh sejumlah Pastor Projo se-Indonesia, Uskup, kelompok lintas agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu maupun Budha.
Uskup Amboina Mgr P.C Mandagi menyatakan kebanggaannya atas kehidupan toleransi beragama di Maluku. Menurutnya konflik sosial yang pernah terjadi di Maluku belasan tahun silam biarlah menjadi sejarah. “Konflik itu sudah berlalu. Sekarang situasi di Maluku sudah kondusif. Masyarakatnya hidup damai dan saling menghargai satu sama lain,” ujarnya.
Menurut Mandagi, situasi aman dan damai yang tercipta di Maluku, merupakan keinginan besar dari masyarakat Maluku sendiri. Kedamaian itu tercipta karena adanya rasa persaudaraan yang begitu kuat. Di mana pada saat konflik terjadi belasan tahun silam, iman dan keagamaan mereka pernah diuji.
Menurutnya umat Katolik, Kristen maupun Muslim merupakan gambaran umat Allah, yang diyakini merupakan sumber kedamaian di dunia. Ketua Sinode GPM Pdt John Ruhulessin mengatakan Maluku telah aman dan damai. Kalaupun ada konflik-konflik yang terjadi belakangan ini, melalui pemberitaan media itu hanya insiden kecil, dan tidak merembet ke lain-lain.
Ruhulessin mengatakan kondisi aman dan damai yang terjadi di Maluku saat ini merupakan keinginan dari masyarakatnya sendiri. Bukan karena campur tangan orang lain. Karena masyarakat pernah merasakan akibat dari konflik berkepanjangan. Sebab konflik yang terjadi hanya menimbulkan kerugian baik moril maupun materil. “Konflik sosial itu tidak ada untungnya. Hanya memperlambat pertumbuhan ekonomi. Untuk itu kita membangun mekanisme perdamaian. Dengan membangun rasa saling percaya,” ucapnya.
Senada dengan itu, Ketua MUI Maluku, Idrus Toekan menjelaskan, Islam adalah agama yang cinta damai. Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Toekan menyerukan, untuk menjaga Maluku tetap aman dan damai merupakan tugas semua umat. Sebab, baik Yahudi, Kristen maupun Islam itu tumbuh satu rumpun. “Jadi jangan lagi ada masyarakat mudah terprovokasi dengan ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” ingatnya.
Biarlah konflik yang pernah terjadi di masyarakat menjadi catatan sejarah yang kelam di Maluku. “Kita ambil hikmahnya dari konflik sosial yang pernah terjadi, masyarakat Maluku sudah dewasa. Tidak lagi mudah terprovokasi oleh isu-isu yang sengaja dimainkan oleh pihak-pihak yang tidak ingin Maluku aman,” katanya.
___________________________
Sumber: http://kabartimur.rovindo.com/index.php/amboina/item/4735-tokoh-lintas-agama-serukan-perdamaian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar