Kamis, 11 Juni 2020

Sekolah, Belis dan Menikah

JANGKARKEADILAN.COM, NAGEKEO– Ardus dan Angela (bukan nama sebenarnya) adalah sepasang muda-mudi kelas III pada salah satu SMA di Flores. Usia mereka berkisar 18 tahun. Mereka berasal dari keluarga biasa. Rumah Angela berada agak di luar pusat keramaian kota. Setiap hari ia selalu memakai jasa angkot (angkutan kota) untuk ke sekolah. Di sinilah awal mula Angela mengenal Ardus, Pemuda ini pernah duduk di sebuah perguruan tinggi di kota yang sama tapi DO alias drop out. Ardus pernah merantau ke negeri jiran Malaysia, kemudian pulang kampung dan menjadi supir angkutan kota milik keluarga. Persahabatan Angela dan Ardus berlanjut hingga berpacaran.

Masa pacaran mereka sangat romantis. Ardus berusaha setiap pagi melewati rumah Angela sekaligus menjemputnya. Angelapun mulai tertarik dan akhirnya benar-benar jatuh cinta. Ketika ulang tahun tiba, Ardus menjemput untuk menikmati hari bahagia Angela di luar kota. Akibatnya Angelapun mulai malas sekolah. Ia berpikir, lebih baik keluar dari sekolah dan menikah dengan Ardus. Angela tahu persis, walau pun tamat SMA ia tidak mungkin ia melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

Namun urusan mereka menjadi rumit ketika orangtua tahu Angela sering bolos sekolah dan selalu pergi dengan Ardus. Ayah Angela pun menemui orangtua Ardus. Dengan nada keras ia berkata, "Kalau berani Ardus kawin dengan Angela, kalian akan bayar dengan belis mahal".

Belis
Tahu sendiri, di daerah Flores belis mahal berarti beban berat bagi keluarga Ardus. Pernah Ardus dan Angela berencana pergi diam-diam ke Malang. Bila perlu mereka akan menikah disana. Setelah mempunyai momongan baru kembali ke Flores, dengan harapan agar orangtua Angela tidak akan marah. Tapi Ardus malah takut jangan-jangan ketika kembali belis tetap ditagih dan bahkan lebih mahal. “Mengapa berbicara cinta harus serumit ini?” keluh Angela. Angela selalu diawasi keluarganya. Bila ketahuan Angela pergi bersama Ardus, maka sangsi yang diterima adalah dipukul.

Apakah Angela harus putus dengan Ardus yang sangat ia cintai?. Ardus sangat mencintai Angela. Segala milik Angela sudah diserahkan kepada Ardus.

Dari sisi umur, Angela masih terbilang remaja atau dewasa muda. Karena belum dewasa penuh, maka wajar kalau masih di bawah pengawasan dan kendali orangtua. Di negara barat, seorang anak di atas 20 tahun dianggap sudah dewasa dan mulai diberi kebebasan mengambil keputusan dalam menentukan jalan hidupnya. Di Indonesia pengelompokan umur semacam itu tidak seragam, tergantung pada adat dan budaya setempat.

Para pakar berpendapat, kematangan psikologis seorang anak di negara barat lebih cepat dibandingkan negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Angela masih termasuk dalam kategori belum matang sehingga belum bisa mengambil keputusan untuk diri sendiri. Dengan demikian, campur tangan orangtua masih pantas bagi Angela.

Reaksi keras orangtua sebetulnya didasarkan pada kasih sayang yang besar dari mereka buat buah hatinya. Mereka melihat bahwa manusia adalah makluk sosial yang dalam kehidupannya sehari-hari berinteraksi dengan banyak orang. Angela kelihatan cenderung mengecilkan kehidupan sosial itu. Pandangan Angela saat itu seakan dikaburi oleh cinta pertama sehingga dunia pun dianggap hanya berisi Angela dan Ardus.

Cara paksa
Dengan agak keras bahkan dengan cara paksa orangtua tua mencoba membuka mata Angela untuk menyelesaikan sekolah terlebih dahulu. Dengan bersekolah diharapkan Angela lebih mudah memahami orang lain dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu, solusi pertama yang perlu ingat adalah menyelesaikan sekolah terlebih dahulu baru berpikir tentang pernikahan dengan Ardus. Ini merupakan modal hidup yang utama.

Hal yang kedua yang patut diingat adalah bahwa Angela dan Ardus sedang bermain api dan air di tepi jurang, bahkan terlalu berani bermain api atau air (cinta). Mereka berdua bisa terbakar atau basah kuyup dan jatuh ke dasar jurang.

Sebenarnya kekasaran orangtua terhadap Angela adalah bagian dari uluran tangan untuk menyelamatkan mereka agar tidak terbakar, agar tidak basah dan agar tidak terkapar di dasar jurang. Cinta yang benar harus tumbuh dari kematangan bukan dari keterlanjuran. Masih ada waktu untuk bertahan agar cinta mereka bisa tumbuh dan menjadi matang secara bertahap.

Keterlanjuran yang sudah ada jangan diulangi dan diperparah. Waktu masih panjang dan usiapun masih terlalu muda. Dengan mengerem laju cinta, maka banyak hal yang bisa didapat dari peristiwa ini. Misalnya Angela masih bisa menyelesaikan sekolahnya, Ardus bisa lebih banyak mengumpulkan uang untuk masa depan,  kemarahan orangtua bisa ditekan serendah mungkin, kesempatan untuk berinteraksi sosial dengan teman-teman sebaya terbuka lebar, dan yang paling penting masih mempunyai waktu untuk memperlihatkan senyum remaja kepada lingkungan sekitarnya. Bila sudah menikah maka itu semua tak akan terulang lagi.

Bila sabar menunggu sampai dewasa sesuai tata cara kehidupan yang simpatik, maka semua itu akan menjadi lebih ringan dan menyejukkan hati. Tak lari gunung dikejar, kalau memang jodoh, tak perlu setengah mati berkorban.

_____________________________
(Darius Lekalawo, SH/travel.kompas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar