
Tapi jika kita lebih percaya pada panggung daripada penyidikan, maka kita sedang menukar hukum dengan sandiwara.
JANGKARKEADILAN, JAKARTA – Di negeri yang gemar
mempertanyakan, satu dokumen menjadi pusat pusaran: ijazah Presiden Joko
Widodo. Ia tak pernah benar-benar diperlihatkan ke publik secara terbuka,
namun telah diperiksa oleh penyidik. Dan hasilnya? Asli, kata
Bareskrim Polri. Sah, kata uji forensik. Tapi publik bertanya: Jika asli,
mengapa tak ditunjukkan?
Pertanyaan itu melahirkan spekulasi. Spekulasi melahirkan laporan. Laporan
melahirkan penyelidikan. Dan penyelidikan melahirkan kesimpulan: tidak ada
unsur pidana.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro,
menjelaskan bahwa timnya telah memeriksa ijazah Jokowi dari SD hingga UGM.
Mereka membandingkan dengan dokumen pembanding, melakukan uji forensik, dan
menyimpulkan: dokumen itu sah.
Tapi di luar ruang penyidikan, suara-suara tetap bergema. “Kenapa tidak
dibuka ke publik?” tanya sebagian. “Apa yang disembunyikan?” tanya yang lain.
Seolah-olah, keaslian hanya sah jika bisa dilihat semua orang. Padahal hukum
tak selalu bekerja di panggung terbuka.
Meski penyelidikan dihentikan, narasi soal ijazah palsu tetap hidup. Ia
berpindah dari ruang hukum ke ruang opini. Dari laporan ke media sosial. Dari
bukti ke dugaan. Dan di tengah itu, muncul tokoh-tokoh yang menyebut diri
korban kriminalisasi. Mereka tak membawa bukti baru, tapi membawa pertanyaan
lama.
Dan publik? Mereka terbelah. Antara percaya pada hasil penyidikan, atau
percaya pada suara-suara yang terus menggugat. Karena di negeri ini, kadang
yang paling nyaring bukanlah yang paling benar.
Ijazah Jokowi mungkin tak pernah dipajang di ruang publik. Tapi hukum telah
memeriksanya. Dan jika kita percaya pada proses, maka kita harus percaya bahwa
kebenaran tak selalu harus ditunjukkan, cukup dibuktikan.
Tapi jika kita lebih percaya pada panggung daripada penyidikan, maka kita
sedang menukar hukum dengan sandiwara.
Darius Leka, S.H.
#ijazahjokowiasli #hukumtanpapanggung #narasitanpabukti #kriminalisasiatauspekulasi
#bareskrimbicaradata #kebenarantakharusdipamerkan #jangkarkeadilan #foryou #fyp #edukasihukum #advokat #shdariusleka
#darkalawoffice #jangkauanluas @semuaorang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar