Kamis, 11 Juni 2020

RD. Mikail Endro Susanto: FMKI Harus Bisa Memberikan Pengaruh Postif Didalam Masyarakat

Rapat Kerja (Raker) FMKI Keuksupan Bogor, yang telah berlangsung pada tanggal 6-7 Desember 2014 di Kampus Diklat Kemendagri Kemang-Bogor yang bertemakan: “Menjadi tanda-tanda harapan bagi yang miskin dan lemah” menyisahkan banyak pekerjaan rumah (PR).
JANGKARKEADILAN.COM, BOGOR – Pekerjaan rumah itu adalah melakukan edukasi dan advokasi terhadap semua sektor kehidupan dan syukur bisa dirasakan langsung oleh masyarakat terutama yang misikin dan tak berdaya. Tidak hanya edukasi dan advokasi, FMKI Keuskupan Bogor juga sebaga tuan rumah dalam penyelenggaraan Pertemuan Nasional (Pernas) yang direncanakan akan dilangsungkan pada tahun 2016 dengan peserta FMKI yang datang dari seluruh Indonesia.

Seperti yang ditekankan oleh RD. Mikail Endro Susanto dalam kotbah misa, Raker FMKI, hari kedua beberapa bulan lalu yang mengajak semua elemen teristimewa pengurus FMKI Keuskupan Bogor untuk bersikap dan bertindak dan berpihak pada yang miskin dan lemah adalah merupakan misi gereja. Dalam mewartakan karya penyelamatan Tuhan, memang harus melibatkan pribadi-pribadi sebagai perpanjangan tangan dari Tuhan.


“FMKI merupakan perpanjangan tangan dari Tuhan sendiri maka FMKI harus berbuat sesuatu bahkan harus paling depan. Artinya gereja harus menunjukan kehadirannya. Gereja yang tekenal dengan suara moralnya untuk melihat tanda-tanda dan memberikan harapan bagi yang miskin dan lemah”.

Lanjut Romo Hendro, “Jika terjadi persoalan memang tidak mudah seperti membalikan telapak tangan tetapi akan mengalami tantangan baik dari luar maupun dari dalam gereja itu sendiri. Apakah kita harus menyerah? Justru tidak. Yohanes Pembaptis misalnya, dia terus melakukan usaha-usaha. Anggota FMKI dalam menjalankan tugasnya jangan tanggung-tanggung atau putus asa. FMKI walau banyak tantangan harus terus memperjuangkan untuk membuahkan kebaikan”, harapnya.

Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK) ini, berpesan bahwa kini adalah kesempatan bapak/ ibu yang berada dalam FMKI untuk membawa nama gereja Katolik untuk memberikan nuansa positif terhadap masyarakat. Biarlah gereja Katolik untuk menjadi induk berkumpul. Dan menjadi perlindungan bagi orang lain dalam berbagai kegiatan.


“Misi pelayanan gereja bukan hanya tugas dari uskup, imam, biarawan tetapi menjadi tugas bersama dengan menjalankannya sebaik-baiknya sehingga banyak orang yang diselamatkan. FMKI harus bisa memberikan pengaruh postif dalam didalam masyarakat”, tegasnya.

_______________
(Darius Leka SH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar