Kita mau menjadikan paroki ini lebih baik dan lebih baik. Demikian salah satu kesimpulan pembekalan Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan Dewan Keuangan Paroki (DKP) St. Paulus Depok di Sawangan Golf Hotel & Resort Depok, Sabtu dan Minggu (29-30/2011).
Di hadapan 76 peserta pembekalan, Vikaris Yudisial Keuskupan Bogor, RD. Yohanes Driyanto mengatakan “St. Paulus Depok masih menjadi paroki di Keuskupan Bogor dan masih menjadi katolik. Oleh sebab itu jangan terus menjadi gelap, jangan Paulus kembali menjadi Saulus”. Peristiwa yang sudah terjadi tidak dapat diubah, tetapi sikap dapat diubah. Tuhan bisa memakai peristiwa itu untuk menjadi sesuatu yang indah. “Karena IA dapat menulis lurus digaris yang bengkok. Jalan yang digunakan bermacam-macam, tetapi semua sampai tujuan yang sama,” tuturnya.
Siap Disalibkan
Beratnya tugas dan pelayanan yang harus dipikul tidak membuat semangat RP. Tauchen Hotlan Girsang, OFM menjadi kendor. Gereja Katolik itu ada. Keberadaannya tidak terlepas dari tugas pelayanan. Menjadi ketua DPP/DKP sekaligus pastor paroki St. Paulus Depok merupakan panggilan dan pilihan Allah. Berdasarkan kebersamaan RP Tauchen mengajak semua pengurus dan umat untuk secara sadar, aktif dan penuh semangat menjalankan tugas pelayanan.
Kata-kata pedas, protes sana sini atas pelayanan yang akan kita lakukan harus dijadikan pendorong untuk melakukan yang terbaik. RP Tauchen mengharapkan Paroki Santo Paulus dapat menjadi paroki percontohan dalam manajemen interkulturasi dan interreligious. Untuk itu dia mencanangkan agenda percepatan perubahan dalam pendidikan nilai, rekatekisasi dan kepedulian terhadap masyarakat sederhana sesuai visi-misi Keuskupan dan Paroki, hasil Temu Pastoral Keuskupan Bogor 2007, dan hasil Sidang Agung Gereja Indonesia tahun 2010.
“Tugas dan pelayanan ini menjadi tanggungjawab kita bersama. Untuk panggilan Tuhan atas tugas yang berat ini, saya siap disalibkan di Depok,” tegasnya.
Turut hadir pada pembacaan kesimpulan pembekalan pengurus baru DPP/DKP adalah para pengurus lama seperti Ambrosius Satu Mally, Ferdinand Wannee, Andreas Sugeng Mulyono dan lain lain.
Jeli Melihat
Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Bogor RD. Benyamin Sudarto menjelaskan selain prosedur, perlu diciptakan sebuah iklim kerja yang positif dari Dewan Pastoral Paroki maupun Dewan Keuangan Paroki. Iklim tersebut diperlukan terutama dalam mewartakan penebusan dan meneruskan karya keselamatan Kristus terkait lima tugas utama gereja yaitu bidang Koinonia, Kerygma, Liturgia, Diakonia dan Martyria.
Lebih lanjut RD Benyamin mengatakan bahwa panggilan sering kali diidentikkan dengan menjadi suster, frater, pastor atau bruder. Sepertinya ‘panggilan’ hanya diperuntukkan kalangan berjubah atau klerus. Padahal tidak demikian.
Panggilan adalah rahmat dan anugerah. Keprihatinan, duka dan suka, kegembiraan dan kesedihan gereja bukan hanya milik klerus, tetapi tanggung jawab kita bersama. Perlu digarisbawahi bahwa biarawan-biarawati tidak bisa berjalan sendirian. Apalagi tantangan gereja di era modern ini sangat berat.
Kita semua terpanggil untuk “Melayani Gereja” sesuai profesi dan porsi kita masing-masing. Sudah saatnya umat katolik lebih jeli melihat permasalahan sosial kemasyarakatan yang ada di sekitar kita sesuai keprihatinan gereja. Janganlah takut karena Tuhan Yesus pernah berkata: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20).
Tantangan tersendiri
Dr. Sonny Y. Soeharso, psikolog dari Universitas Pancasila mengatakan bahwa misi paroki St. Paulus Depok yang berpihak kepada kaum lemah dan tertindas di jaman modern sekarang ini merupakan sebuah tantangan tersendiri. Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. “Karena itu tidak seharusnya seseorang bermegah atau membanggakan diri sendiri,” jelasnya.
Kita memiliki banyak kelemahan, namun tidak seharusnya kita menjadi takut, pesimis dan hanya mengasihi diri sendiri. Yang perlu diperhatikan adalah apa yang kita kerjakan ketika kita menyadari bahwa ada kelemahan dalam diri kita. Jadi kelemahan bukanlah masalah utama.
Tuhan mengijinkan kelemahan ada dalam hidup kita. Dengan demikian kita belajar rendah hati. Tuhan tidak pernah terkesan dengan orang-orang yang merasa dirinya pintar, kuat dan mampu meraih sesuatu dengan kekuatan sendiri. “Dia justru sangat tertarik kepada orang-orang yang menyadari dan mengakui keterbatasan, ketidakberdayaan atau kelemahannya,” katanya.
Lebih lanjut DR Sonny mengajak kita semua untuk ‘jangan takut!’. Banyak kisah dalam Alkitab tentang orang-orang biasa yang memiliki banyak kelemahan, namun dipakai Tuhan secara luar biasa sepanjang hidupnya. “Musa misalnya, sebelum menjadi memimpin besar Israel, ia adalah orang yang tidak percaya diri dan merasa tidak layak (Keluaran 4:10),” tegasnya.
Kita semua memiliki kelemahan. Kita adalah bejana-bejana tanah liat. Saat kita ijinkan Tuhan bekerja melalui kelemahan kita, Dia akan membentuk kita menjadi bejana yang luar biasa.
“Tugas dan pelayanan ini menjadi tanggungjawab kita bersama. Untuk panggilan Tuhan atas tugas yang berat ini, saya siap disalibkan di Depok,” tegasnya.
Turut hadir pada pembacaan kesimpulan pembekalan pengurus baru DPP/DKP adalah para pengurus lama seperti Ambrosius Satu Mally, Ferdinand Wannee, Andreas Sugeng Mulyono dan lain lain.
Jeli Melihat
Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Bogor RD. Benyamin Sudarto menjelaskan selain prosedur, perlu diciptakan sebuah iklim kerja yang positif dari Dewan Pastoral Paroki maupun Dewan Keuangan Paroki. Iklim tersebut diperlukan terutama dalam mewartakan penebusan dan meneruskan karya keselamatan Kristus terkait lima tugas utama gereja yaitu bidang Koinonia, Kerygma, Liturgia, Diakonia dan Martyria.
Lebih lanjut RD Benyamin mengatakan bahwa panggilan sering kali diidentikkan dengan menjadi suster, frater, pastor atau bruder. Sepertinya ‘panggilan’ hanya diperuntukkan kalangan berjubah atau klerus. Padahal tidak demikian.
Panggilan adalah rahmat dan anugerah. Keprihatinan, duka dan suka, kegembiraan dan kesedihan gereja bukan hanya milik klerus, tetapi tanggung jawab kita bersama. Perlu digarisbawahi bahwa biarawan-biarawati tidak bisa berjalan sendirian. Apalagi tantangan gereja di era modern ini sangat berat.
Kita semua terpanggil untuk “Melayani Gereja” sesuai profesi dan porsi kita masing-masing. Sudah saatnya umat katolik lebih jeli melihat permasalahan sosial kemasyarakatan yang ada di sekitar kita sesuai keprihatinan gereja. Janganlah takut karena Tuhan Yesus pernah berkata: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20).
Tantangan tersendiri
Dr. Sonny Y. Soeharso, psikolog dari Universitas Pancasila mengatakan bahwa misi paroki St. Paulus Depok yang berpihak kepada kaum lemah dan tertindas di jaman modern sekarang ini merupakan sebuah tantangan tersendiri. Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. “Karena itu tidak seharusnya seseorang bermegah atau membanggakan diri sendiri,” jelasnya.
Kita memiliki banyak kelemahan, namun tidak seharusnya kita menjadi takut, pesimis dan hanya mengasihi diri sendiri. Yang perlu diperhatikan adalah apa yang kita kerjakan ketika kita menyadari bahwa ada kelemahan dalam diri kita. Jadi kelemahan bukanlah masalah utama.
Tuhan mengijinkan kelemahan ada dalam hidup kita. Dengan demikian kita belajar rendah hati. Tuhan tidak pernah terkesan dengan orang-orang yang merasa dirinya pintar, kuat dan mampu meraih sesuatu dengan kekuatan sendiri. “Dia justru sangat tertarik kepada orang-orang yang menyadari dan mengakui keterbatasan, ketidakberdayaan atau kelemahannya,” katanya.
Lebih lanjut DR Sonny mengajak kita semua untuk ‘jangan takut!’. Banyak kisah dalam Alkitab tentang orang-orang biasa yang memiliki banyak kelemahan, namun dipakai Tuhan secara luar biasa sepanjang hidupnya. “Musa misalnya, sebelum menjadi memimpin besar Israel, ia adalah orang yang tidak percaya diri dan merasa tidak layak (Keluaran 4:10),” tegasnya.
Kita semua memiliki kelemahan. Kita adalah bejana-bejana tanah liat. Saat kita ijinkan Tuhan bekerja melalui kelemahan kita, Dia akan membentuk kita menjadi bejana yang luar biasa.
____________________________________
(Darius Leka SH. Koordinaror KOMSOS Paroki St. Paulus Depok)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar