Sebagai Ketua Dewan Kehormatan ISKA periode 2017–2021, Jonan
tak datang membawa pidato panjang. Ia datang membawa satu hal: kesederhanaan
yang terukur.
Di hadapan 40 Pengurus Presidium Pusat ISKA, Jonan
menyampaikan pesan yang terdengar sederhana tapi menggugah: “Buat apa program
banyak-banyak kalau hanya dipajang di atas kertas?” Sebuah sindiran halus
terhadap budaya birokrasi yang gemar merancang rencana tanpa eksekusi.
Ia menegaskan bahwa program kerja harus praktis, realistis,
dan bisa diukur. Satu atau dua program per tahun sudah cukup, asal bisa
dijalankan. Karena hukum, seperti energi, tak butuh banyak teori—ia butuh daya
untuk bergerak.
Dalam kesempatan itu, Jonan juga meresmikan portal berita
jendelanasional.com. Sebuah media digital yang lahir dari semangat kebangsaan
ISKA. Tagline-nya: “Merawat Komitmen Kebangsaan.” Sebuah janji yang tak hanya
ditulis, tapi diharapkan bisa dijaga.
Jonan menyadari bahwa dunia telah berubah. Media cetak mulai ditinggalkan, dunia virtual merajalela. Maka ISKA pun harus bertransformasi. Karena hukum dan kebangsaan tak boleh tertinggal oleh zaman.
Jonan juga menyinggung pentingnya melibatkan orang muda
dalam struktur organisasi. “Orang muda kaya akan pengalaman,” ujarnya. Sebuah
kalimat yang mungkin terdengar paradoksal, tapi justru mengandung kebenaran.
Pengalaman bukan soal umur, tapi soal keberanian untuk mencoba.
Ia mengapresiasi AYD 2017 yang baru saja digelar di
Yogyakarta. Menurutnya, keragaman budaya adalah taman bunga. “Kalau hanya satu,
ya namanya kuburan,” katanya. Sebuah analogi yang puitis sekaligus satiris.
Karena Indonesia bukan monokultur. Ia adalah simfoni warna yang harus
dirayakan, bukan ditakuti.
Di tengah rapat kerja ISKA, Jonan mengingatkan bahwa hukum
bukan soal banyaknya pasal, tapi soal keberanian untuk menegakkan keadilan.
Bahwa kebangsaan bukan soal jargon, tapi soal komitmen yang dirawat setiap
hari.
Dan ISKA, sebagai wadah para sarjana Katolik, punya tugas
mulia: menjaga nalar, merawat nilai, dan menyuarakan suara yang sering
dibungkam.
Karena di negeri yang gemar membuat rencana, Jonan datang
membawa pesan: jangan terlalu banyak cerita. Yang penting, bisa dikerjakan.
Adv. Darius Leka, S.H., M.H.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar