Minggu, 28 Juni 2020

Fanatisme Dapat Menimbulkan Perilaku Agresi

Gus Dur: Kemajemukan harus dapat diterima tanpa adanya perbedaan. Foto: Istimewa
JANGKARKEADILAN.COM, JAKARTA - Fanatik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu, yang positif atau yang negatip, pandangan mana tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah.

Fanatisme dipandang sebagai penyebab menguatnya perilaku kelompok yang dapat menimbulkan perilaku agresi. Individu yang fanatik akan cenderung kurang memperhatikan kesadaran sehingga seringkali perilakunya kurang terkontrol dan tidak rasional. yang menjelek-jelekkan agama lain dan umatnya, menghasut, membakar emosi umat untuk membenci bahkan menyerang umat agama lain.

Fanatisme adalah kesombongan emosional yang terlalu kuat sehingga meningkat menjadi keterikatan berlebihan terhadap dogma, individu, ataupun kelompok. Fanatik itu sendiri awalnya berarti antusis keagamaan seseorang yang menjadi termiliki. Fanatisme kemudian secara luas diartikan sebagai pandangan bahwa hanya ada satu nilai kebenaran segala sesuatu dan semua orang harus mengabdi kepada nilai yang satu itu.

Berdasarkan konsep diatas bahwa fanatisme suatu keyakinan yang positif atau yang negatip, yang tidak memiliki pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah. Nilai yang berkembang, serta hidup dalam masyarakat yang mempengaruhi munculnya kelompok sendiri yang memiliki jiwa untuk memandang anggotanya sendiri dan memandang orang luar kelompok sebagai musuh bersama yang mengancam.

________________
Darius Leka, SH.MH
Referensi:
Mohammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Angkasa, Bandung 1985, Halaman 155.
Andito, Hubungan Agama dan Negara, Pustaka Hidayah, Bandung, 1998, Halaman 29.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar