"Berdasarkan kontraktualnya antara Dinas Perumahan dengan PT Totalindo Eka Persada itu akhir Maret 2017, secara fisik sudah harus selesai," kata Arifin di Balai Kota DKI, Senin, 27 Februari 2017. Jika sudah selesai, rencana soft launching akan menunggu petunjuk dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Arifin mengatakan, masjid raya tersebut nantinya dapat menampung 12.500 jemaah. Selain itu, yang membedakan masjid tersebut di antara masjid lainnya di Jakarta adalah konsep bangunan yang mengembangkan berbagai fungsi. "Bukan cuma sarana ibadah. Tapi ada juga sarana pendidikan, sosial, ekonomi," ujarnya.
Menurut Arifin, bangunan masjid raya yang dibangun dekat rumah susun sederhana sewa Daan Mogot itu memiliki dua lantai. Lantai pertama memiliki ruang serbaguna berkapasitas lebih dari 1.000 orang. Sedangkan lantai dua diperuntukkan sebagai sarana ibadah. Selain itu, terdapat pula mezzanine di dalamnya.
Masjid raya itu juga dilengkapi dengan lima menara. Jumlah tersebut mengacu pada jumlah rukun Islam. Arifin juga mengungkapkan ornamen Betawi juga akan melekat di bagian pagar masjid.
Proyek pembangunan masjid tersebut diinisiasi oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Saat itu ia heran lantaran Jakarta tidak memiliki masjid raya. Sebab, Masjid Istiqlal dan Sunda Kelapa rupanya bukan milik pemerintah DKI.
Peletakan batu pertama pembangunan masjid itu dilakukan pada September 2014 dan dibangun di atas lahan pemerintah DKI seluas 17,6 hektare. Biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk membangun masjid raya yang akan dilengkapi ruang terbuka hijau itu mencapai Rp 170 miliar.
______________________________
(Darius Leka, SH/ Sumber: www. tempo.co/ Foto: Metrotvnews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar